Rabu, 27 September 2017

Kerajinan Taplak Meja dari Sedotan Bekas

0 komentar



  Produk kerajinan barang hias "taplak meja" yang terbuat dari limbah sedotan yang sudah tidak terpakai ini selain mudah didapatkan bahannya juga dapat mengurangi penumpukan limbah dan polusi di bumi. Karya kerajinan tangan barang hias "taplak meja" dari sedotan bekas ini memiliki berbagai macam nilai, yakni nilai guna, nilai keindahan, dan nilai jual. Nilai kegunaannya yaitu selain dapat digunakan untuk taplak meja juga dapat menambah keindahan ruangan. Nilai keindahan untuk produk kerajinan "taplak meja" ini, meja dapat terlihat terhias rapi. Kadang kalau kita bosa dengan taplak meja yang terbuat dari kain, disini saya menginovasikan taplak meja yang tebuat dari sedotan bekas. Tidak hanya memiliki nilai guna dan nila keindahan taplak meja dari sedotan bekas ini juga memiliki nilai jual.

Alat dan Bahan :

  • gunting
  • jarum
  • benang wol
  • sedotan 

  
  Setelah semua alat dan bahan di atas telah siap. Sekarang anda dapat memperhatikan dan mencoba mengikuti langkah-langkah membuat taplak meja dari sedotan. Caranya tidak sulit kok,hanya saja butuh kesabaran karena proses pembuatan taplak meja ini manual atau dikerjakan dengan tangan, sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk menghasilkan taplak meja yang berukuran besar.


Langkah-langkah pembuatan taplak meja:

  1. Potong sedotan kurang lebih panjangnya 1 atau 2 cm agar memudahkan anda dalam mengkreasikan bentuk taplak mejanya.
  2. Masukan benang wol ke dalam jarum seperti anda ingin menjahit.
  3. Setelah jarum dan benang wol terpasang, ambil 3 buah sedotan dan masukan jarum tersebut ke dalam lubang sedotan dorong sampai ujung benang.
  4. Setelah itu, kita membuat segitiga dari sedotan tersebut. Masukan jarum ke dalam sedotan yang pertama, kemudian masukan dua sedotan lagi menggunakan jarum di tempat keluarnya benang dari sedotan yang pertama tadi,
  5. Lakukan terus langkah di atas sampai sedotan-sedotan tersebut membentuk segi enam. Setelah segi enam terbentuk, lakukan terus langkah di atas dan nantinya sambungan dari segi enam-segi enam tersebut akan membentuk lingkaran yang lebih besar lagi. Tiap segi enam dapat menggunakan satu warna atau lebih bergantung kreasi anda. Semakin banyak warna akan semakin mempercantik taplak meja dari sedotan tersebut.


Selamat mencoba :)
Lindungi bumi, manfaatkan barang bekas dengan sebaik-baiknya :) 

Rabu, 02 Agustus 2017

ASAL USUL KOTA TUBAN

0 komentar
   Kabupaten Tuban adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terletak di Pantai Utara Jawa Timur.Letak geografisnya Tuban terletak pada 111°30’ - 112°35’ BT 6°40’ - 7°18’ LS. Kabupaten dengan jumlah penduduk sekitar 1,2 juta jiwa ini terdiri dari 20 kecamatan dan beribukota di Kecamatan Tuban. Kabupaten Tuban mempunyai letak yang strategis, yakni di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan dilintasi oleh Jalan Nasional Daendels di Pantai Utara. Pusat pemerintahan Kabupaten Tuban terletak 101 km sebelah barat laut Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur dan 215 km sebelah timur Semarang, ibu kota provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, pada zaman dahulu Tuban dijadikan pelabuhan utama Kerajaan Majapahit dan menjadi salah satu pusat penyebaran Agama Islam oleh para Walisongo.

  Dalam kepercayaan masyarakat Indonesia khususnya Jawa. nama mengandung makna dan merupakan suatu hal yang bersifat Sakral. Itu sebabnya nama Raja atau para Ningrat dibedakan dengan nama rakyatnya, dan bagi masyarakat, nama kecil pun berbeda dengan nama sesudah kawin/menikah. Berikut beberapa nama yang berhubungan dengan nama Tuban yang digolongkan berdasarkan :

1. Legenda
Dalam legenda, mengenai asal usul nama Tuban, ada nama tempat yang sangat mendominasi dengan terbentuknya wilayah yang disebut Tuban. nama tempatnya adalah "BektiHarjo".
Berawal dari sebuah petunjuk yang diterima oleh Raden Aryo Dandang Wacono, yaitu membuka sebuah hutan bambu untuk dijadikan sebagai pemukiman baru, pada waktu melaksanakan pembukaan hutan itulah terjadi sesuatu yang tidak pernah disangka - sangka sebelumnya, yaitu keluarnya sumber mata air dari dalam tanah di area pemukiman baru tersebut. Dari peristiwa itulah akhirnya Raden Aryo Dandang Wacono terinspirasi untuk menamakan tempat barunya itu dengan nama "TUBAN" yang berasal dari penggalan kata "meTU BANyune" (keluar airnya). Adapun Hutan bambu yang dijadikan sebagai pemukiman baru disebut sebagai "Papringan" (sekarang wilayah Desa Prunggahan Wetan).

Ngestuake Kewajiaban
Menurut kebiasaan sehari - hari masyarakat Tuban, rata - rata mudah diarahkan kedalam hal - hal yang bersifat membangun. Sifat demikian dalam bahasa jawa dikatakan sebagai "Nges-TU ake Kewaji-BAN".

2. Berdasarkan Etimologi
Dalam bahasa jawa kawi, Tuban berarti "JERAM", sedangkan jeram itu sendiri adalah air terjun. Jika dikaji dari sini, di wilayah Tuban memang banyak terdapat air terjun diantaranya yang ada di Wilayah Kecamatan Singgahan (air terjun Nglirip) dan di Kecamatan Semanding (air terjun Banyu Langse).

  Data dari Arkeologi
Di Ngerong kecamatan Rengel, terdapat Arca Mahatula yang menjadi ciri jaman kerajaan Singasari. disamping itu juga ditemukan Prasasti Malengga dan Banjaran yang berangka tahun Tarikh 1052 M.

Pada awal berdirinya, Tuban bukanlah sebuah kota Kabupaten/Kadipaten, sebagai wilayah perdikan (wilayah yang bebas pajak/upeti), dari pemerintah setempat pada waktu itu, Tuban hanyalah sebagai jalur lintas yang kekuasaannya sebatas "PAKUWON" (kecamatan) yang pada waktu itu dijabat oleh Dandang Wacono sebagai Kepala pemerintahannya. Seiring dengan perkembangan jaman, lama kelamaan wilayah ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi pintu masuk pertama jalur perdagangan sebelum melanjutkan ke Gresik dan Ampel Denta (Surabaya).

Setelah Mengalami beberapa masa peralihan, akhirnya Tuban diresmikan sebagai Kadipaten/Kabupaten pada tanggal 12 November 1293 dan Ronggolawe diangkat sebagai Bupati Pertama seiring dengan berdirinya Kerajaan Majapahit pada awal Abad ke-14, yang dipimpin oleh "Kertarajasa Jayawardana" atau lebih dikenal dengan nama Raden Wijaya.




Asal Usul Nama Tuban
Dalam masyarakat Indonesia khususnya Jawa, nama mengandung makna dan merupakan suatu hal yang bersifat sakral. Oleh karena itu nama Raja raja dibedakan dengan nama rakyatnya dan bagi masyarakat nama kecil berbeda dengan nama sesudah kawin. Beberapa pendapat tentang pemberian nama sebuah desa / daerah dikaitkan dengan :

I. Berdasarkan legenda
Dalam legenda mengenai asal usul “Tuban” terkait dua tempat yang penting yaitu Watu Tiban dan Bektiharjo.

A. Watu Tiban
Ketika kerajaan Majapahit jatuh, semua harta kekayaan dibawa ke Demak. Salah satu harta kekayaan Majapahit yang dibawa ke Demak adalah pusaka kerajaan yang berbentuk batu dan pemindahannya dipercayakan pada sepasang burung bangau. Sesampai disuatu daerah, burung bangau yang sedang membawa batu pusaka diolok olok oleh anak anak pengembala dan karena marah maka jatuhlah batu pusaka kerajaan Majapahit. Adapun tempat dimana batu pusaka itu jatuh, dinamakan Tuban. Dengan demikian nama Tuban berasal dari kata “Wa(tu) Ti(ban)”. Dan ternyata batu tersebut berupa sebuah Yoni.

B. Metu Banyu
Sesuai dengan petunjuk yang di terima oleh Raden Dandang Wacono yaitu membuka hutan Papringan untuk dijadikan negara. Pada waktu pembukaan hutan papringan, keluarlah dengan tidak terduga sebuah sumber air. ari peristiwa”Me(tu) (Ban)yune” yang berarti keluar airnya, maka spontan Raden Aryo Dandang Wacono memberi naman tempat tersebut dinamakan Tuban. umber airnya sangat sejuk dan pada akhirnya tempat tersebut dinamakan “Bektiharjo’.

C. Nges(Tu)ake kewaji(Ban)
Menurut kebiasaan sehari hari masyarakat Tuban mudah diarahkan untuk melaksanakan yang bersifat membangun. Sifat demikian dalam bahasa Jawa dikatakan : “Nges(Tu) kewaji(Ban).

II. Berdasarkan Etimologi
Dalam bahasa Jawa Kawi, Tuban berarti “Jeram’, sedangkan jeram itu sendiri adalah air terjun. Apabila kita lihat di Tuban terdapat air terjun yang terdapat di kecamatan Singgahan (air terjun nglirip) dan di kecamatan Semanding ( air terjun banyu langse ). ada kedua air terjun baik di nglirip maupun di air terjun banyu langse tidak ada data Arkeologi yang mendukung bahwa itu bekas suatu kota.

A. Data Arkeologi
Di Ngerong kecamatan Rengel terdapat arca Mahatula yang menunjukkan ciri jaman Singosari. Begitu pula terdapat pecahan keramik serta batu bata, selain itu wilayah kecamatan rengel di temukan pula prasasti Malengga dan Banjaran yang bertahun 1052 M.

B. Data Geografis
Rengel terletak di tepi Sungai Bengawan Solo yang jaman dulu merupakan sarana penghubung utama. Ditepi sungai bengawan solo terdapat hamparan sawah yang subur serta pegunungan yang membujur dari arah utara sampai ke selatan. Hal ini sangat strategis ditinjau dari segi ekonomi maupun militer dalam mendukung pengembangan pusat pemerintahan.
BEBERAPA SUMBER SUMBER TERTULIS YANG BERKAITAN DENGAN TUBAN.Untuk mendukung penelusuran kapan berdirinya Tuban sebagai desa atau wilayah yang setingkat dengan kabupaten sekarang ini perlu pengkajian sumber tertulis yang berupa :

  • Sumber tertulis berupa: Prasasti Kambang Putih, Prasasti Malengga, Prasasti Banjaran, Prasasti Tuban.
  • Sumber tertulis berupa. Tentara Tar Tar dibawah pimpinan komando Sih-pie, Kau Sing dan Ike Messe, sebagian mendarat di Tuban dan sebagian meneruskan ke Sedayu. Dengan bantuan Raden Wijaya, tentara TarTar dapat mengalahkan Jayakatwang dari Kediri dan pada akhirnya tentara Tar-Tar dapat di hancurkan oleh Raden Wijaya dengan bantuan Arya Wiraraja dari Sumenep. Setelah hancurnya tentara Tar-Tar, Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja Mojopahit dengan gelar Sri Kertajasa Prawira.
  • Sumber Tertulis Berita Luar Negeri. Berita Cina yang sangat penting adalah uraian Ma Hua dalam bukunya Ying Yai Shing Lan. Ma Hua adalah orang Tionghoa yang beragama Islam, yang mengiringi perjalanan Cheng Ho dalam perjalanan ke daerah daerah lautan selatan (1413 M–1425 M).

Itulah kilas sejarah tentang Asal Usul Kota Tuban, semoga bisa dijadikan wahana agar kita senantiasa mengingat dan menjaga peninggalan-peninggalan sejarah yang di jadikan sebagai cagar budaya, supaya kelak generasi selanjutnya masih bisa menikmatinya.
 

Lembar Siswa Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template